Review Film : ELYSIUM

Picture by Google Image

Pertama melihat posternya, saya sudah jatuh cinta, karena yang menjadi sorotan utamanya adalah Matt Damon yang memerankan tokoh manusia yang ada di masa depan sekitar tahun 2154. Saya sebelumnya belum pernah melihat sinopsis film ini maupun Trailer HD-nya. Namun karena penasaran dengan poster dan apa yang ia bawa didalam poster tersebut, alhasil rasa penasaran saya lebih tinggi lagi dan akhirnya saya memutuskan untuk menonton film yang sempat masuk deretan film box office ini. Film ini mengisahkan tentang pembuatan planet buatan di masa depan yang bernama Elysium yang diciptakan hanya untuk orang-orang yang memiliki DNA khusus dimana DNA tersebut hanya dimiliki oleh orang-orang kalangan atas saja. Planet ini sebenarnya memiliki alat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti kanker, namun tetap saja alat ini hanya digunakan untuk warga Elysium saja. Opening film ini cukup menarik, filmnya diawali dengan masa lalu Max de Costa (Damon) yang dikisahkan ingin sekali tinggal di planet Elysium, dan neneknya yakin bahwa suatu saat Max bisa menempati tempat itu. Di film ini, tahun 2154 diceritakan bumi hanya ditinggali oleh orang-orang rendah saja. Termasuk kota tempat Max tinggal yang disebut Los Angeles. Ia bekerja sebagai buruh disebuah pabrik pembuatan dokter robot, yakni robot yang diciptakan untuk menggantikan peran robot di bumi. Kemudian suatu hari Max terjebak di alat pemanas mesin hingga ia kritis. Satu-satunya obat yang bisa menyembuhkannya hanyalah alat yang bisa menyembuhkan lukanya tersebut dan alat itu hanya terdapat di planet Elysium. Ia tahu bahwa planet itu hanya bisa didatangi orang-orang tertentu saja, namun bagaimanapun ia harus tetap kesana untuk menyembuhkan dirinya dan membantu orang-orang di bumi. Dengan segala upaya, ia beserta teman-temannya nekad pergi ke planet Elysium. Tentunya banyak halangan dan rintangan untuk sampai kesana.
Film ini membuat saya terkagum-kagum, mulai dari efek suaranya yang jernih dan pas dengan adegan demi adegan, lalu gambar-gambar yang disajikan juga luar biasa dan penggunaan teknik CGI yang tertutup secara halus dan hasilnya begitu sempurna. Saya paling suka adegan ketika Max sedang dalam perjalanan ke Elysium. Kita bisa lihat bagaimana keindahan alam semesta, sekalipun itu planet buatan. Penciptaan planetnya pun juga saya rasa sesuai dengan kondisi jikalau planet tersebut ada di alam semesta ini. Intinya, banyak gambar-gambar yang membuat saya terpukau. Hanya ada satu adegan yang saya rasa scoringnya kurang pas dengan jalannya adegan, yakni ketika Max berusaha mengambil alih DNA Elysium dari kejaran aparat planet Elysium, disitu scoringnya kurang pas, tetapi saya suka efek slow motion-nya, terlihat sangat natural. Film bergenre action-science-fiction ini juga disempurnakan dengan alat-alat senjata yang apik dan sangat berkelas. Film ini sangat cocok bagi penonton yang menyukai genre fiksi ilmiah dan masa depan. Dan film ini sangat saya rekomendasikan.

Rating : 9/10

Criticized by Yulia Sutjahjono
Watched on Thursday, August 29th 2013 at Plaza Senayan XXI Central Jakarta, at 2.30 p.m.
(seat A 7)

Comments

Popular posts from this blog

Kumpulan Cerita Bersambung : DOUBLE YU - SEASON 1 (karya Yulia Sutjahjono)

"Langkah-Langkah Menjadi Volunteer (Relawan)" Part 2

Langkah-Langkah Menjadi Volunteer (Relawan) Part 1